Laman

Jumat, 12 April 2013

Kuda Besi dan Cinta yang Bersemi - Part 3 (Aku dan Dia)

      Di hari sore yang indah itu aku Dan Dia pergi bersama. Aku yakin Dia tak akan membawaku ke Mall atau tempat ramai Dia serupa denganku tak pernah suka dengan tempat yang penuh sesak oleh eksistensi Manusia. Maka setelah melewati bebarapa jalan berliku dan menanjak sampailah kami di sebuah pantai...



"Nah akhirnya sampai juga, selamat datang di tempat Rahasiaku hehehe" kata  Ariz

Saat itu aku benar-benar takjub, aku tak menyangka di tempat yang sepi dan terpencil ada pantai yang seindah itu.

"Hey kenapa benggong Neng??? turun... yuk " kata Ariz sambil menggandeng tanganku

         Kamipun bermain di pantai itu dengan gembira, walau sesekali Aku harus menjaga dressku yang mulai berkibar naik karena tertiup angin. Dan Ariz yang mulai jail memercikkan Air ombak kearahku. Saat sudah mulai kecapekan kamipun duduk memandang ke arah langit senja, di bawah sebuah pohon aru yang teduh.

"Riz thanks udah ngajak aku kemari yah, kamu sering semedi cari wangsit disini yak heheh" Kataku

"haha Iya Neng klo lagi suntuk aku sering kesini nyari angin, sambil nungguin matahari tenggelam" Kata Ariz

"Oh iya lain kali kalau mau ngajak ke pantai bilang-bilang dunk, masak ku makai dress gini, gak ribet berkibar melulu kek bendera"

"Gpp lagi lagian kan cuma kita berdua, kamu pakai bikinipun gk bakal ada yang protes hehehehe" kata Ariz bercanda.

 "Genit ahhhh... " balasku

"Biarin ah, oh iya Neng abang bawa makanan lho kamu mau???" kemudian aris mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya yaitu P*cky (semacam biskuit stick berlapis coklat)

"Boleh deh... " kataku kebetulan perut lumayan kosong abis lari-larian di pantai tadi

"Nah biar irit makannya barengan yah" kata Ariz

"Hah maksudnya??" aku bingung apa yang dimaksud Ariz

"Iya gini, kamu gigit di ujung sini nanti aku gigit juga di ujung sebaliknya" kata Ariz mencoba menjelaskan

    Akupun mengikuti apa yang dikatakan Ariz tadi, kamipun saling bertatapan sambil memakan stick coklat itu sedikit demi sedikit bibir kami hampir bertemu di tengah-tengah, tangan Ariz melingkar di pundakku sementara tangan yang satunya memegangi pipi kiriku. Jantungku berdegep kencang hingga akhirnya krezzz stick coklat itu patah dan bibir kami saling mengecup. 
   
  Uwhhhh pipiku langsung merah merona >///< itu adalah ciuman pertamaku, sungguh pengalaman yang tak terduga. Setelah ciuman itu kami tak saling berkata sepatah katapun untuk beberapa saat. Hingga akhirnya Arizpun berkata :

"Eh sorry Za tadi Gw khilaf gak sengaja kebawa suasana, niatnya mau simulasi kek di film drama-drama Korea yang sering Gw tonton" Kata Ariz

"Ah gpp kok, moga tar klo kamu nyium Maudy Ayunda asli bukan Kw kek Gw gak grogi lagi lah wkwkwk"
Kataku membalas.

    Kamipun menatap ke arah laut pemandangan Sunset indah yang tenggelam tak dapat di ungkapkan dengan kata-kata. Tak terasa haripun mulai gelap kamipun bersiap buat pulang ke rumah.

"Oh iya Za gimana klo tar hari Gw ajarin kamu bawa motor, ya bukan apa-apa sih buat jaga-jaga tar klo semisal Gw gak bisa berangkat sekolah karena sakit misalnya lu gak perlu naik angkot lah" kata Ariz

"Hmmm... tapi Gw gak yakin bisa Riz..."  kataku

"Yakin lah neng, bayangin aja kek naik merry-go-round alias komedi puter , santai pasti bisa" kata Ariz dengan nada memotivasi

"Ok deh Bang, besok minggu pagi aja deh mulai kursusnya gimana?, eh truz dress ini gimana"

"Yup sippp, dress ama wig itu udah buat kamu aja dah gpp, anggap aja sebagai hadiah udah nemenin aku hari ini hehehe" balas Ariz sambil tersenyum

     Maka Akhirnya Akupun bisa bawa motor sendiri. Ini tak lepas dari peranan Ariz yang mengajariku dengan sabar tiap minggu.................

     Namun setelah itu keadaan menjadi berubah 180 derajat. Iya semenjak itu kami tak pernah berangkat ataupun pulang sekolah bareng. Ariz seakan semakin menjauh dariku, setelah Dia kenal dengan seorang cewek yang belakangan menjadi pacar barunya. Yang lebih mengejutkan lagi rencananya yang ingin pindah sekolah ke luar kota. Ahhh entah saat itu Aku tak tau apa yang ada dibenak Ariz Aku merasa diacuhkan begitu saja. Bahkan setelah pindah sekolah dia tak pernah memberi kabar padaku.

       Sore itu saat aku sedang asik mendengarkan lagu JKT48-Gomen Ne Summer dengan kidmat, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah. Setelah ku tengok pacar Ariz datang ke rumahku, Dia datang sendirian tanpa ditemani Ariz...

"Eh kamu, kok sendirian aja gak sama Ariz?" tanyaku penasaran

"enggak, Maaf kak dulu Aku ama Kak Ariz sekongkol bohongin kakak, sebenernya Aku cuma adik sepupu dan bukan pacar Kak Ariz" kata Pacar Ariz itu

"Hah??!!!!!!!!!!" kataku bingung sekaligus terkejut

"Ini kak titipan dari kak Ariz " cewek itu menyodorkan sebuah amplop surat...

     Akupun segera membuka surat itu....

Dear Erza,

   Saat kau membaca surat ini mungkin Aku sudah pergi dan tak bisa berpamitan secara langsung padamu. Maaf akhir-akhir ini Aku sengaja berbohong dan menjauh darimu. Aku tak ingin Kamu melihatku saat Aku berada dalam titik terlemah sebelum aku meninggalkan dunia ini.

   Jujur sebenarnya Aku tak bisa melupakan momen-momen indah itu saat kita bersama. Entah mengapa dengan berangkat sekolah bersamamu, aku jadi lebih bersemangat menjalani hidup ini. Terimakasih sudah menemani hari-hariku, kamu adalah sahabat yang terbaik. 

    Kamu juga pasti ingat saat kita menunggu sunset di pantai itu Neng. Waktu itu jujur sebenarnya ingin ku katakan bahwa kaulah cinta pertama dan terakhir bagiku. Iya,, Aku sayang kamu, Za...

      Walau aku sudah tiada berjanjilah padaku kamu harus terus berlari menatap ke depan. Semoga kamu bisa mengerti, selamat tinggal Neng...
     
                                                                                                                                                        TTD

                                                                                                                                                       ARIZ

"Jadi kak Ariz sudah....???" Aku benar-benar terkejut.
Belum sempat ku teruskan Adik sepupu Ariz itu menjawab sambil mengusap Air mata di pipinya

"Iya,, kak Ariz sudah meninggal kak" kata adik sepupu Ariz itu

    Aku menanggis pilu, air mata tak dapat kubendung dari kelopak mataku. Belakangan baru kuketahui bahwa Ariz sudah lama menderita penyakit kelainan hati yang kronis dan dokter memvonis bahwa umurnya cuma akan bertahan 1 tahun lagi. Dan akhirnya kini aku harus mengikhlaskan kepergiannya.

"Maaf Riz saat itu aku juga gak bisa ngungkapin perasaanku.... Aku juga sayang kamu Riz...."

(Tamat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar